Rabu, 14 Desember 2011

PTK Pembelajaran IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IX A SMPN 6 TANJUNG PADA MATERI MEMAHAMI USAHA KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL KARTU HEURISTIK Achmad Syahranie,S.Pd ( Guru IPS SMPN 6 Tanjung,Kabupaten Tabalong) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Memahami usaha kemerdekaan Indonesia melalui Model Kartu Heuristik. Model Pembelajaran Kartu Heuristik ini merupakan model hasil buatan penulis sendiri yang terdiri dari dua kegiatan yang dilakukan oleh siswa,yaitu ; pertama siswa mencari dan mengidentifikasi fakta-fakta atau bukti sejarah pada buku paket ataupun bahan ajar, kedua, siswa merekonstruksi kembali peristiwa sejarah dari fakta-fakta yang di temukan. Metode yang digunakan adalah action research atau penelitian tindakan kelas melalui 2 siklus yang terdiri dari 4 tahap,yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,dan refleksi. Setting penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Tanjung, Kecamatan Tanjung,Kabupaten Tabalong, dengan subyek penelitian siswa kelas IX a. Data yang diperoleh melalui observasi dan hasil tes siswa, di analisis menggunakan statistic diskriptif. Hasil analis data menunjukkan bahwa dengan menggunakkan model Kartu Heuristik pada materi Memahami usaha kemerdekan Indonesia terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Pendahuluan Pembelajaran IPS kelas IX pada SK 2 yaitu , memahami Usaha Kemerdekaan Indonesia,harus disampaikan secara kronologis dengan ditunjang fakta-fakta sejarah dan dapat menghubungkan peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya.Selain itu Pembelajaran IPS Terpadu pada kompetensi Dasar IPS harus menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdispliner dan multidisipliner. Pemilihan metode dan model yang tepat maka tujuan yang ingin dicapai akan terwujud, tahun 2007-2009 penulis telah mencoba beberapa metode dan model pembelajaran yang sudah jadi tetapi tidak begitu banyak membantu dalam meningkatkan hasil belajar. Penulis pernah mencoba menyampaikan materi usaha mempertahankan Kemerdekan dengan ceramah, hasilnya siswa terbius dan terbawa kemasa lalu seperti orang mendengar cerita dongeng.Kelemahan dengan ceramah siswa sulit mengingat fakta-fakta sejarah dan pembelajaran terpusat pada guru. Berdasarkan pengalaman penulis maka pada tahun pelajaran 2010-2011 penulis memberanikan diri menggunakkan Model Pembelajaran Kartu Heuristik, yang dirancang oleh penulis sendiri .Model Pembelajaran Kartu Heuristik penulis kategorikan masuk kedalam Pembelajaran Kooperatif karena dalam langkah-langkah pembelajaran tersebut adanya siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok. Ciri pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok secara koopertif,kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki dari kemampuan tinggi,sedang dan rendah ( Standar Kompetensi; Depdiknas;2006). Istilah dan langkah Heuristik penulis adopsi dari salah satu langkah Metodologi dalam Penelitian Sejarah yang digunakan oleh para sejarawan. Heuristik adalah usaha yang dilakukan oleh para sejarawan dalam mencari dan mengumpulkan fakta-fakta/sumber/bukti sejarah yang berserakan. Fakta-fakta tersebut kemudian direkonstruksi kembali menjadi sebuah cerita sejarah. Sepengetahuan penulis Heuristik ini belum pernah ada yang menggunakkan sebagai model Pembelajaran. Pada Model Pembelajaran Kartu Heuristik , siswa diminta mengumpulkan dan mengidentifikasi fakta-fakta sejarah/bukti sejarah yang ada dibuku paket dan bahan ajar ,kemudian fakta-fakta tersebut direkontruksi kembali oleh siswa dengan menghubungkan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya gaya bahasannya sendiri. Model Kartu Heuristik langkah-langkahnya sebagai berikut; 1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok secara heterogen 2. Guru menyampaikan tata cara diskusi dan membagikan kartu Heuristik serta membagikan tugas setiap kelompok . 3. Siswa dalam kelompoknya mencari dan mengidentifikasi fakta-fakta /bukti sejarah sesuai dengan tugasnya yang terdapat pada buku paket atau bahan ajar 4. Siswa menuliskan hasil temuaannya pada kartu heuristik 5. Setiap kelompok diminta merekonstruksi kembali fakta-fakta yang didapat dan menghubungkannya dengan peristiwa lain 6. Setiap Kelompok Memperenstasikan hasil diskusinya 7. Guru memfasilitasi dan meluruskan hasil rekonstruksinya Metodologi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah 19 orang siswa SMPN 6 Tanjung, semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.Fokus penelitian adalah hasil belajar siswa berupa pemahaman konsep dan fakta-fakta sejarah dan ketrampilan dalam merekonstruksi fakta-fakta sejarah. Desain penelitian ini sesuai dengan pola penelitian tindakan kelas dengan menggunakkan siklus,yaitu terdiri dari 2 siklus dengan 4 tahap, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi ditambah setiap siklusnya diadakan evaluasi (tes).Penelitian ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan teman sejawat ,yaitu Ibu Raihanah,S.Pd. Pada siklus I disusun rencana tindakan dengan menggunakan model Kartu Heuristik, pelaksanaan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah disusun pada RPP,kemudian diadakan pengamatan dan tes,data hasil pengamatan dan tes kemudian di refleksi. Hasil Refleksi pada siklus I dijadikan acuan untuk menyusun perencanaan tindakan pada siklus II, Hasil refleksi pada siklus II dari data pengamatan dan tes diolah dan ditarik kesimpulan umum. Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah ketercapaian Ketuntasan belajar siswa yakni 90 % dengan berpatokan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ) KD yang sudah ditetapkan yakni 67, serta nilai rata-rata kelas 75. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian pada siklus I hasil belajar siswa meningkat dibandingkan dengan nilai tes pada pra penelitian dan berdasarkan hasil pengamatan produk hasil belajar dalam merekonstruksi fakta-fakta sejarah juga meningkat.Pada siklus I dari 19 orang subyek 15 orang siswa tuntas dengan prosentase ketuntasan mencapai 78,94%. Dengan nilai rata-rata kelas 71. Namun pada siklus I ini juga terlihat beberapa kelemahan diantaranya sebagian siswa masih belum aktif ,karena ada beberapa siswa masih menggangu temannya,beberapa orang siswa masih malu-malu kucing dalam menyampaikan pendapatnya sehingga didominasi oleh siswa tertentu saja. Kelemahan yang teridentifikasi pada siklus I diupayakan diminimalisir dan dijadikan acuan dalalm penyusun perencanaan perbaikan pada Siklus II. Siklus II tindakan yang digunakan masih ,menggunakan model pembelajaran kartu heuristik pada SK yang sama dengan KD 5.2. Untuk mengaktifkan semua siswa dalam diskusi peneliti merancang pemberian penghargaan pada setiap siswa yang aktif. Dari data hasil penelitian pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan dari hasil siklus I. Ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan prosentase 94,73 %.,dengan kenaikan nilai rata-rata kelas 75. Pengamatan observer pada produk hasil belajar presentasi tugas ,menyampaikan pendapat dan tangggapan juga mengalami peningkatan atau siswa sudah aktif dalam diskusi. Kelemahan yang ada pada siklus I sudah tidak terlihat lagi ,karena setiap siswa bersaing untuk mendapatkan reward (penghargaan) Kesimpulan Proses belajar mengajar melalui model pembelajaran Kartu Heuristik sangat baik digunakan untuk materi memahami Usaha mempertahankan kemerdekaan,karena hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Dafatar Pustaka Antonius,Drs ;2004 ; Petunjuk Praktis Menyusun Karya Tulis Ilmiah, Yrama Widya ; Bandung Fathurrohman,Pupuh ; 2007; Strategi Belajar Mengajar , Reflika Aditama,Bandung Ginnis,Paul ; 2008 ; Trik dan Taktik Mengajar, Strategi meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas , PT. Indeks,Jakarta Ibrahim,Muslim,dkk; 2000. Pembelajaran Kooperatif, University Press,Surabaya Kuntuwijoyo,1995; Pengantar Ilmu Sejarah,Aditya Media,Yogyakarta Poaerwadarmita ;1976 ;Kamus Umum Bahasa Indonesia,Balai Pustaka,Jakarta …………………;2005; Ilmu Pengetahuan Sosial,Materi Pelatihan Terintegrasi,Depdiknas,Jakarta …………… ;1999; Penelitian Tindakan Kelas, Bahan Pelatihan,Depdikbud,Dir.Pendidikan Menengah Umum, Penelitian in disampaikan pada Forum Ilmiah Guru,kabupaten Tabalong tahun 2010,dan berhasil meraih juara 2 untuk tingkat SLTP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar